Senin, 15 Juni 2015

kurikulum pendidikan sem 4

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter  dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan SKL pada setiap satuan pendidikan.
Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam selluruh pembelajaran setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitaan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari indikator-indiktor perubahan sebagai berikkut :
1.      Adanya lulusan yang berkualitas, produktif kreatif dan mandiri
2.      Adanya peningkatan mutu pembelajaran
3.      Adanya peningkatan efesiensi dan efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber belajar.
4.      Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi masyarakat
5.      Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah tumbuhny sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara utuh dikalangan peserta didik
6.      Terwujudnya pembelajaran aktif, kreati, efektif dan menyenangkan (PAKEM)
7.      Terciptanya iklim yang aman, nyaman dan tertib sehingga pembelajaran dapat tenang dan menyenngkan (joyfull learning)
8.      Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan (continouos quality improvement)
BAB II
Di Balik Kurikulum 2013
A.    Apa yang salah dengan pendidikan kita ?
Hampir setiap hari kita disuguhi contoh-contoh yang menyedihkan melalui film dan televise, yang secara bebas mempertontonkan perilaku sadism, mutilasi, kekerasan, premanisme, kejahatan, perselingkuhan, kawin sirih, penyalahgunaan obt terlarang, dan korupsi, yng telah membudaya sebagian masyarakat, bahkan dikalangan pejabat dan artis. Kita juga  mendengar, melihat, dan menyaksikan betapa para pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan prjudian. Kondidi kenyataan yang menyedihkan tersebut telah menimbulkan berbagai pertanyyan bagi berbagai pihak, baik ikalangan masyarakat umum maupun dikalangan para ahli pendidikan dan para guru, “Apa yang salah dengan pendidikan nasional sehingga belum berhasil mengembangkan manusia Indonesia seperti yang diamatkan dalam pancasila, UUD 1945 dan UU Sistem Pendidikan Nasional ?
Sehubung dengan kondisi tersebut, seharuny pendidikan dan teknologi didayagunakan untuk mempengaruhi pola, sikap serta gaya hidup masyarakat, guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Hal ini penting, terutama untuk mengatasi berbagai ketimpangan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan, karena perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi semakin lama semakin pesat dan semakin otonom.
B.     Visi dan misi Pendidikan Nasional
Depikbud, Bank Dunia, Bappenas, dan Bank Perkembangan Asia (1999), telah merumuskan visi dan misi pendidikan nasional sebagai berikut :
Visi makro pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat madani sebagai bangsa Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai dengan amant proklamasi Negara Kesatuan Repunlik Indonesia melaluui proses pendidikan.
Misi makro pendidikan nasional jangka menengah adalah pemberdayaan organisasi maupun proses pendidikan. Misi makro pendidikan nasional jangka pendek pendek adalah mengatasi krisis nasional.
Visi mikro pendidikan nasional adalah terwujudnya individu manusia baru yang memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kemerdekaan dan demokrasi. Toleransi dan menjunjjung hak asasi manusia, saling pengertian dan berwawasan global.
Misi mikro pendidikan nasional jangka panjang adalah mempersiapkan indivisu masyarakat Indonesia menuju masyarakat madani. Misi mikro pendidikan nasional jangka menengah adalah pemberdayaan indidvidu peserta didik maupun institusi.
C.    Fungsi dan Tujjun Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beeriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No.20 Tahun 2003).
D.    Penataan Standar Naional Pendidikan
Standar nasional pendidikan seharusnya ditetapkan berdasarkan konsesnsus bersama yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari orang tua, guru, tokoh masyarakat, organisasi profesi, universitas, sekolah, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, pengamat pendidikan dan perwakilan peserta didik. Penetapan standar kompetensi dan standar mutu pendidikan nasional merupakan jaminan bagi laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional. Standr nasional pendidikan meliputi delapan standr yang dalam garis besarnya dapat dideskripsikan sebagai berikut (PP. No. 19 Tahun 2005, dan PP. No. 32 Tahun 2013). :
1.      Standar Kompetensi Lulusan
2.      Standar Isi
3.      Standar Prose
4.      Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5.      Standar Sarana dan Prasarana
6.      Standar Pengelolaan
7.      Standar Pembiayan
8.      Standar Penilaian Pendidikan

BAB III
Kunci Sukses Kurikulum 2013
A.    Kepemimpinan Kepala Sekolah
      Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengorganiasikan, mengerakan dan menyelaraskan semua sumber pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakan semua sumber day sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran seolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis disekolah, yang kan mendorong teerciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
B.     Kreativitas Guru
      Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.
C.    Aktivitas Peserta Didik
      Kunci sukses ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri (self-discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik memngembangkan pola prilakunya, meningkatkan standr prilkunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk memnegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya.
D.    Sosialisasi Kurikulum 2013
      Kunci sukses keempat yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukanm agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya dilapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Sosialisasi ini penting, terutama agr seluruh warga sekolah menegnal dan memahami visi dan misi sekolah, serta kurikulum yang akan diimplementasikan.
E.     Fasilitas dan Sumber Belajar
      Kunci sukses yang kelima dalam menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksankan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung sukses nya implementasi kurikulum antara lain laboraturium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya. Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru disamping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebgai sumber belajar yang lebih konkret.
F.     Lingkungan yang Kondusif Akademik
      Kunci sukses yang keenam yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif akademik, baik secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimism dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik (student-centeered activities) merupakan iklim yang dapat membangkiitkan nafsu, gairah dan semangat belajar. Implementasi Kurikulum 2913 memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi.
G.    Partisipasi Warga Sekolah
      Kunci sukses ketujuh yang menentukan keberhasiln implementasi Kurikulum 2013 adalah partisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan. Keberhasiln disekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolahdalam memberdayakan seluruh  warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan yang tersedia. Partisipasi kependidikan dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 dpt digalang melalui strategi umum dan strategi khusus.

BAB IV
Pengembangan Kurikulum 2013
A.    Perlunya Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013
      Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu siftnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembngan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demkian, perubahan dan pengembangan harus dilakukan secara sistemanis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembngan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut.
B.     Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan konseptual sebagai berikut:
1.      Landasan filosofis
·         Filosofis pancaila yng memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
·         Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,, kebuutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2.      Landasan yuridis
·         RPJMM 2010-1014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
·         PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
·         INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tantang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilail budaya bangsa untuk daya saing dan karakter bangsa.
3.      Landasan konseptual
·         Relevansi pensisikan (link and match)
·         Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter
·         Pembelajarn konstektual
·         Pembelajaran aktif
·         Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh
C.    Tujuan Pengembangan Kurikulum
      Seperti yang dikemukaakn di berbagai media masa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang : Produktif, kretif, inovatif, afektif, ,melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terinteggrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskn pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, kleterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual.
D.    Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi
      Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dn ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyat dilapangn. Untuk kepentingan tersebut Pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum 2013 meruopakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasiis Kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. Beberapa aspek atau ranah yang erkandung dlam konsep kompetensi dpat diuraikan sebagai berikut :
1.      Pengetahuan (knowledge)
2.      Pemahaman (understanding)
3.      Kemampuan (skill)
4.      Nilai (value)
5.      Sikap (attitude)
6.      Minat ( interst)
      Berdasarkan analisis kompetensi ditas, Kurikkulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu., sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguaasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.


E.     Tingkat Pengembangan Kurikulum
      Pengembangan Kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada umumnya., terdiri dari beberapa ttingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional. Pengembangn kurikulum tingkat wilayah, pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus, dan pengembangan program pembelajaran.
F.     Pengembangan Struktur Kurikulum 2013 
Pengembangan strukur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu mengidentifikasikan kompetensi, mengemmbangkan struktur kurikulum, dan mendeskripsikan mata pelajaran.
1.      Identifikasi Kompetensi
      Identifikasi kompetensi, subkompetensi, dan tujuan khusus perlu dilakukan melalui berbagai pendekattan, agar hasil yang dirumuskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dicapai peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa penyusunan asumsi-asumsi yang spesifik harus dilakukan sebelum mengidentifikasi tujuan dan kompetensi.
2.      Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi untuk sekolah dasar, sekolah menengah atas, serta sekolah menengah kejuruan seperti yang disajikan dalam materi uji Publik Kurikulum 2013, dan juga materi sosialisasi Kurikulum 2013 (Kemendiknas 2013) dapat dikemukakan sebagai berikut

BAB V
Implementasi Kurikulum 2013
A.    Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pelajaran memiliki sikap yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis dan didaktis secara bersmaan. Aspek pedagogis menunjukan pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi tertentu. Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru, dengan prosedur sebagai berikut :
1.      Pemanasan dan apreasiasi
2.      Eksplorasi
3.      Konsolidasi pembelajaran
4.      Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter
5.      Penilaian Formatif
B.     Mengorganisasi Pembelajaran
1.      Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan Kompetensi hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta kompetensi dasar pada umumnya.
2.      Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Ahli
Dalam implementasi Kurikulum 2013 diperlukan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi dn karakter.
3.      Pendayagunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Dalam rangka menyukseskan implementasi kurikulum, perlu didayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar secara optimal. Untuk kepentingan tersebut para guru, fasilitator dituntut  untuk mendayagunakan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, serta menjalin kerjasama dengan unsur-unsur terkait yang dipandang  dapat menunjang upaya pengembangan mutu dan kualitas pembelajaran.
4.      Pengembangan Kebijakan Sekolah
Implementasi kurikulum perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah. Kebijakan yang jelas dan baik akan dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajran berbasis kompetensi.
C.    Memilih dan Menentukan Pendekatan Pembelajaran
      Disamping pendekatan pedagogi, pelaksnaan pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dianjurkan juga untuk menggunakan pendekatan andragogi, yang berbeda dengan pedagogi, terutama dalam pandangannya terhadap peserta didik. Pedagogi diartikan sebagai “the art and science of teaching childern” sedangkan andragogi diartikan sebagai “the art and science of helping adults learn” (Knowles, 1970; cross, 1981 dalam Mulyasa, 2002).
Secara khusus pembelajaran berbasis kompetensi dalam Kurikulum 2013 harus diitunjukan untuk :
1.      Memperkenalkan kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep learning to know, learning to do, learning to  be, dan learning to life together
2.      Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam kehidupan, yang harus direncanakan dan dikelola secara sistematis.
3.      Memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada para peserta didik, agar mereka dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.
4.      Menumbuhkan proses pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembangnya potensi peserta didik, melalui penanaman berbagai kompetensi dasar.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompettensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatn. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran konstektual, bermain peran, pembelajaran partisifasif, belajar tuntas, dan pembelajaran kontruktivisme.
D.    Melaksanakan Pembelajaran, Pembentuikan Kompetensi, dan Karakter
      Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi, dan karakter  peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengamatan belajar yang optimal.
E.     Menetapkan Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 dalam pembntukan kompetensi dan karakter peserta didik dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dari karkter dikattakan berhasil apabila terjadi perubahn prilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian (75%). Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 berbasis kmpetensi dan karakter dapat dilihat dalam jangaka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
BAB VI
Penataan Penilaian dalam Implementasi Kurikulum 2013
A.    Penataan Nilai
Salah satu aspek yang dijadikan ajang prubhan dan penataan dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013 adalah penataan standar enilaian. Penataan tersebut terutama disesuaikan dengan penataan yang dilakukan pda standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar proses. Fungsi kedua adalah pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi, adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaaksanaan, sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter dan tujuan yang diinginkan. Fungsi ketig adalah penilaian yang sering juga disebut pengendalian atau evaluasi dan pengendalian. Penilaian bertujuan untuk bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan.
B.     Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh dan professional, sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap, utuh dan menyeluruh tentang penilaian kurikulum dapat dilakukan dengan menilii rancangan kurikulum dan melalui pengembangan kurikulum dikelas. kedua hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Menilai Rancangan Kurikulum
      Rancangan kurikulum harus diarahkan dan diprioritaskan terhadap program pembelajaran, dan layanan sebagai kerangka kerja untuk penanaman kelas. Ketika membangun suatu rancangan kurikulum, guru harus dilibatkan secara langsung dalam proses dialog. Inilah gari beras yang menjadi point-point referensi dimasa depan, yang dapat dibandingkan kemajuannya dengan criteria dari kurikulum yang paling baik.
2.      Menilai Pengembangan Kurikulum di Kelas
Terdapt berbagai cara pengumpulan data tentang pemahaman pribadi peserta didik terhadap ide-ide serta cara berfikir dan perbuatan.
C.    Penilalian Proses Pembelajaran
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran serta internalisasi karakter dn pembentukan kompetensi peserta didik, termasuk bgaimanan tujuan-tjuan belajar direalisasikan. Penilain proses dapat dilakukan dengan pengamatan (observasi) dan refleksi. Dalam implementasi Kurikulum 2013, penilaian pesrta didik yang dilakukan melalui pengamatan maupun refleksi harus ditujukn untuk memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik.
D.    Penilaian Untuk Kerja
Dalam hubungannya dengn penilaian untuk kerja, Leighbody (dalam Mulyasa, 2012) menemukakan elemen-elemen kinerja yang dapat diukur : (1) kualitas penyelesaian pekerjaan, (2) keterampilan menggunakan alat-alat, (3) kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kinerja sampai selesai, (4) kemampuan mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan, dan (5) kemampuan membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan symbol-simbol.
E.     Penilain Karakter
Penilain karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Pembentukan karakter memang tidak bsa sim slabim atau terbentuk dalam waktu singkat, tetapi indikator prilaku dapt dideteksi secra dini oleh setiapp guru.
F.     Penilaian Portofolio
Portfolio adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa penilaian portopolio adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta diik dalam mata pelajaran tertentu. Penilian portofolio dapat dilakukan bersam-sama oleh guru dan murid, melalui suatu diskusi untuk membahas hasil kerja peserta didik, kemudian menentukan hasil penilaian atau skor.
G.    Penilaian Ketuntasan Belajar
Penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan criteria ketuntasan minimak (KKM) dengan mempertimbangkan tiga komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran. Ketiga komponen tersebut adalah (1) Kompleksitas materi dan Kompetensi yang harus dikuasai, (2) daya dukung, dan (3) kemampuan awal peserta didik. Jika penetapan KKM  dilakukan secara ttepat, maka hasil penilaian ketuntasan belajar pada umumnya memposisikan peserta didik dan kurva normal, sehingga sebagian besar peserta didik berada atau mendekati garis rata-rata, serta sebagian kecil berada dibawah rata-rata dan diatas rat-rata.
BAB VII
Inovasi Kurikulum 2013

A.    Keunggulan Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insane yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena Kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.
B.     Asumsi Kurikulum 2013
Dalam Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan kurikulum, asumsi merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan dispesifikasikan. Konsistensi dan validitas setiap kompetensi harus sesuai dengan asumsi, meskipun tujuannya selalu diuji kembali berdasarkan masukan yang memungkinkan terjadinnya perubahan.
C.    Perbandingan Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Tema Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat mennghasilkan insane Indonesia yang : prodektif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
D.    Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Perubahan dan pengembangan kukrikulum mulai dari sekolah dasar(SD), SMP, SMA dan SMK dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing dimasa depan, dalam konteks nasional mupun global. Kurikulum sd 2013 lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang ditekankn pada nontens dn portofolio. Berikut adalah perbedaan lebih lanjut Kurikulum 2013 unuk sekolah dasar :
1.      Tematik-integratif
2.      Delapan mata pelajaran
3.      Pramuka sebagai Ekstra Kurikuler Wajib
4.      Bahasa Inggris hanya Eksul
5.      Beljar disekolah lebih lama
E.     Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan melalui pembelajaran dalm setiap mata pelajaran, sehingga dapat berperan sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi Inti ini dapat berfungsi sebagi unsure pengorganisasian KD, KI ini merupakan pengikat untuk organisasi vertical dan organisasi horizontal kompetensi dasar.
F.     Silabus dan RPP
Dalam kurikulum 203, silabus sudah disiapkan oleh Pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal mengembankan rencana pembelajaran, yang tidak terlali jelimet. Hal baru berkaitan dengan silabus dan RPP ini, bahwa sebagian besar pembelajaran, khususnya disekolah dasar dilakukan secara tematik integrative. Oleh karena ittu, guru harus memhaminya secara utuh dan mendalam berbagai hal yang berkaitan dengan silabus dn RPP tematik integrative sebelum melaksanakan pembelajaran.
BAB VIII
Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013
A.    Mendongkrak Prestasi
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang settelah menempuh kegiatan pembelajaran, sedangankan belajar pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar berupa perubahan-perubahan prilaku yang oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokan ke dalam kawasan kognitif, afekti, psikomotorik. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi bealajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :
a.       Faktor internal
Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal) baik secara fisiologis maupun secara psikologis, beserta usaha yang dilakukannya.
b.      Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial.
B.     Penghargaan dan Hadiah
      Penghargaan adalah suatu hadiah dalam bentuk ucapan terimakasih yang dirasakan sebagai pujian oleh orang yang menerimanya. Psikologi perilakku mengatakan bahwa orang melihat penghargaan dan hadiah untuk memenuhi kebutuhan psikologis yang muncul dalam diri masing-masing.
C.    Membangun Tim
      Membangun tim bertujuan untuk mendidik seluruh tenaga kependidikan disekolah pada seluruh tingkatan pekerjaan, dengan teknik kepemimpinan kepaala sekolah yang efektif. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu proses dimana kepala sekolah mempengaruhi orang lain, baik individu maupun kelompok agar mengikuti apa yang diinginkan sesuai dengan pengarahan yang diberikan.
D.    Mengembangkan Program Akselerasi
      Proglam akselerasi memberikan kesempatan kepada peserta duduk untuk melalui masa belajar disekolah dengan waktu yang relative cepat. Peserta didik dapat menempuh masa belajar disekolah dasar skitar lima tahun, disekolah menengah pertama dua tahun,. Pengembangan pogram akselerasi menuntut para komponen sekolah untuk menngadakan seleksi kepada peserta didik yang akan mengikutinya, jangan sampai gagal ditengah jalan.
E.     Membudayakan Kurikulum
      Membudayakan kurikulum dapatt dimaknai bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikanlain.
F.     Mendayagunakan Lingkungan
      Pendayagunaan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagi sumber belajar. Dalam pendekatan pendayagunaan lingkungan pembelajaran disusun sekitar hubungan dan faedahnya.
G.    Melibatkan Masyarakat
      Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, terutama keikutsertaannya dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.
H.    Menghemat Anggaran
      Penghematan anggaran pendidikan disekolah menuntut kemampuan para pengelolaan dan tenaga kependidikan untuk merencanakan, melaksanakan kebijakan anggaran, mengadakan pengawasan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan setiap biaya yang dikeluarkan secara transparan, efektif dan efisien.
I.       Membangun Jiwa Kewirausahaan
      Membangun jiwa kewirausahaan berarti memadukan kepribadian, peluang, keuangan, dan sumber daya yang ada dilingkungan sekolah guna mengambil keuntungan. 

dosen : dirgantara wicaksono 
mata kuliah : pengembangan pembelajaran pkn sd