Aspek-aspek
perkembangan peserta didik
1.Potensi
Perkembangan Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Dalam Dictionary
Of Psychology karya Drever, dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang
mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna,
penilaian dan penalaran
Salah satu tokoh yang penting yang mengkaji
dan meneliti perkembangan kognitif anak adalah Jean Piageti dari tahun 1927
sampai 1980 yang menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang
dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda
secara kualitatif.
Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan
individu/pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar
individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata
(Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat,
memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya
skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi
antara individu dengan Lingkungannya.
Dengan demikian seorang individu yang lebih
dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia
masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan kognitif anak yaitu tahap
sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
A.Perkembangan
Potensi Fisik
Secara umum, fisik berarti bentuk (postur)
atau perawakan. Jadi Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh
manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai
tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang
(pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horizontal) dalam
suatu proporsi bentuk tubuh. Pertumbuhan fisik sebelum lahir akan dilanjutkan
dengan pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur
dan fungsi dari dimensi fisik peserta didik. Ada dua hukum pertumbuhan fisik
yang berlaku umum dan menyeluruh (Satoto, 1993), yaitu hukum chepalocaudal dan
hukum proksimodistal. Menurut hukum chepalocaudal maka pertumbuhan dimulai dari
arah kepala menuju ke kaki. Bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada
daerah-daerah lain. Menurut hukum proximodistal maka pertumbuhan berpusat dari
daerah sumbu (proximo) kearah tepi (distal).
B.Aspek
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan
motorik sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik anak. Motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
.
Secara umum, motorik adalah
gerak sedangkan psikomotorik adalah kemampuan gerak. Dalam psikologi, kata
motor diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal, keadaan, yang
melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar
juga sekresinya.
2.
Potensi Perkembangan Moral dan Emosional
B.1. Perkembangan Potensi Moral
Pendidikan pada tingkat dasar
menjadi lembaga pendidikan awal dan sebagai peletak dasar pengetahuan anak. Salah
satu pendidikan yang mengarah pada tujuan pendidikan dasar tersebut adalah
pendidikan moral. Moral dapat diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Sedangkan
penggunaan kata “moralitas” berarti hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan
(Piaget didalam Sinolungan, 1997). Melalui perkembangan umur maka orientasi
perkembangan itupun berkembang dari sikap heteronom (bahwasannya peraturan itu
berasal dari diri orang lain) menjadi otonom (dari dalam diri sendiri). Pada
tahap heteronom anak-anak menggangap bahwa peraturan yang diberlakukan dan
berasal dari bukan dirinya merupakan sesuatu yang patut dipatuhi, dihormati,
diikuti dan ditaati olehpemain. Pada tahap otonom, anak-anak beranggapan bahwa
perauran-peraturan merupakan hasil kesepakatan bersama antara para pemain.
B.2. Aspek Perkembangan Emosional
1. Pengertian Perkembangan Emosi
Seperti dikutip dari English and
English, emosi adalah “A complex feeling state accompanied by characteristic
motor and glandular activities “, yaitu suatu keadaan perasaan yang kompleks
yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Emosi adalah setiap
keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan kondisi afektifnya dengan
tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan afektif yang dimaksud adalah
perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu situasi
tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen, terkejut, tidak puas,
tidak senang dan sebagainya (Yusuf Syamsu, 2006)..
C.1.
Aspek Perkembangan Sosial
1.
Pengertian Perkembangan Sosial
Syamsu
Yusuf (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok
moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat
sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang
lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman
bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam) bulan. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum, marah,tidak senang, terkejut, dan kasih sayang.
SSunarto dan Hartono (1999)
menambahkan bahwa hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia
yang saling membutuhkan.
Dari kutipan diatas dapatlah
dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak, maka semakin kompleks
perkembangan sosialnya karena anak semakin membutuhkan untuk berinteraksi
dengan orang lain.
C.2.
Aspek Perkembangan Bahasa
1.
Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas
manusia yang paling kompleks dan mengagumkan (Semiawan;1989). Meski para ahli
mengungkapkan bahwa bahasa itu kompleks, namun pada umumnya perkembangan pada
individu dengan kecepatan luar biasa pada awal masa kanak-kanak. Berangkat dari
hasil-hasil penelitian para ahli psikologi perkembangan, perkembangan bahasa
adalah kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan
etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan berbahasa
individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan. Pada otak
manusia terdapat piranti atau alat linguistik dasar yang bersifat universal
yang memungkinkan manusia memperoleh bahasa. Area aspek bahasa yang paling
berpengaruh adalah Broca dan Wernick, sebuah istilah neurologi yang diambil
dari nama penemu daripada area linguistic dalam otak manusia tersebut.
Sedangkan kaum behavioristik memandang bahwa kemampuan berbahasa merupakan
hasil belajar individu dalam interaksinya dengan lingkungan
C.3
Aspek Bakat khusus
Pada mulanya bakat merupakan hal
yang amat penting berkaitan dengan masalah-masalah pekerjaan atau tugas. Bakat
merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya
dengan rangsangan atu sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan
baik. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan
yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
C.4
Aspek Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich,
1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi
tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan
sikap (efektif), dan penguasaan psikomotor. Masa bayi masih belum mempersoalkan
masalah moral, karena dalam kehidupan bayi belum dikenal hierarkhi nilai dan
suara hati, perilakunya belum dibimbing oleh norma-norma moral.
Semakin tumbuh dan berkembang
fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai ; ditunjukkan
hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang
dilarang.
dosen : dirgantara wicaksono
mata kuliah : pengembangan pembelajaran pkn di sd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar