BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang sesuai dengan SKL pada setiap satuan pendidikan.
Dalam
implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam
selluruh pembelajaran setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi
pembelajaran yang berkaitaan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang
studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari
indikator-indiktor perubahan sebagai berikkut :
1. Adanya
lulusan yang berkualitas, produktif kreatif dan mandiri
2. Adanya
peningkatan mutu pembelajaran
3. Adanya
peningkatan efesiensi dan efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber
belajar.
4. Adanya
peningkatan perhatian serta partisipasi masyarakat
5. Adanya
peningkatan tanggung jawab sekolah tumbuhny sikap, keterampilan, dan
pengetahuan secara utuh dikalangan peserta didik
6. Terwujudnya
pembelajaran aktif, kreati, efektif dan menyenangkan (PAKEM)
7. Terciptanya
iklim yang aman, nyaman dan tertib sehingga pembelajaran dapat tenang dan
menyenngkan (joyfull learning)
8. Adanya
proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan (continouos quality
improvement)
BAB II
Di Balik Kurikulum 2013
A.
Apa
yang salah dengan pendidikan kita ?
Hampir
setiap hari kita disuguhi contoh-contoh yang menyedihkan melalui film dan
televise, yang secara bebas mempertontonkan perilaku sadism, mutilasi,
kekerasan, premanisme, kejahatan, perselingkuhan, kawin sirih, penyalahgunaan
obt terlarang, dan korupsi, yng telah membudaya sebagian masyarakat, bahkan
dikalangan pejabat dan artis. Kita juga
mendengar, melihat, dan menyaksikan betapa para pemuda, pelajar, dan
mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat dengan
VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan prjudian. Kondidi
kenyataan yang menyedihkan tersebut telah menimbulkan berbagai pertanyyan bagi
berbagai pihak, baik ikalangan masyarakat umum maupun dikalangan para ahli
pendidikan dan para guru, “Apa yang salah dengan pendidikan nasional sehingga
belum berhasil mengembangkan manusia Indonesia seperti yang diamatkan dalam
pancasila, UUD 1945 dan UU Sistem Pendidikan Nasional ?
Sehubung
dengan kondisi tersebut, seharuny pendidikan dan teknologi didayagunakan untuk
mempengaruhi pola, sikap serta gaya hidup masyarakat, guna meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraannya. Hal ini penting, terutama untuk mengatasi berbagai
ketimpangan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan, karena
perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi semakin
lama semakin pesat dan semakin otonom.
B.
Visi
dan misi Pendidikan Nasional
Depikbud,
Bank Dunia, Bappenas, dan Bank Perkembangan Asia (1999), telah merumuskan visi
dan misi pendidikan nasional sebagai berikut :
Visi
makro pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat madani sebagai bangsa
Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai dengan amant proklamasi
Negara Kesatuan Repunlik Indonesia melaluui proses pendidikan.
Misi
makro pendidikan nasional jangka menengah adalah pemberdayaan organisasi maupun
proses pendidikan. Misi makro pendidikan nasional jangka pendek pendek adalah
mengatasi krisis nasional.
Visi
mikro pendidikan nasional adalah terwujudnya individu manusia baru yang
memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kemerdekaan dan
demokrasi. Toleransi dan menjunjjung hak asasi manusia, saling pengertian dan
berwawasan global.
Misi
mikro pendidikan nasional jangka panjang adalah mempersiapkan indivisu
masyarakat Indonesia menuju masyarakat madani. Misi mikro pendidikan nasional
jangka menengah adalah pemberdayaan indidvidu peserta didik maupun institusi.
C.
Fungsi
dan Tujjun Pendidikan Nasional
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beeriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis
serta bertanggung jawab (UU No.20 Tahun 2003).
D.
Penataan
Standar Naional Pendidikan
Standar
nasional pendidikan seharusnya ditetapkan berdasarkan konsesnsus bersama yang
melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari orang tua, guru, tokoh
masyarakat, organisasi profesi, universitas, sekolah, lembaga penelitian,
lembaga swadaya masyarakat, pengamat pendidikan dan perwakilan peserta didik.
Penetapan standar kompetensi dan standar mutu pendidikan nasional merupakan
jaminan bagi laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional.
Standr nasional pendidikan meliputi delapan standr yang dalam garis besarnya
dapat dideskripsikan sebagai berikut (PP. No. 19 Tahun 2005, dan PP. No. 32
Tahun 2013). :
1. Standar
Kompetensi Lulusan
2. Standar
Isi
3. Standar
Prose
4. Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar
Sarana dan Prasarana
6. Standar
Pengelolaan
7. Standar
Pembiayan
8. Standar
Penilaian Pendidikan
BAB III
Kunci Sukses Kurikulum 2013
A. Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah,
terutama dalam mengorganiasikan, mengerakan dan menyelaraskan semua sumber
pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu
faktor penentu yang dapat menggerakan semua sumber day sekolah untuk mewujudkan
visi, misi, tujuan dan sasaran seolah melalui program-program yang dilaksanakan
secara terencana dan bertahap. Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut kepala
sekolah yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan iklim
demokratis disekolah, yang kan mendorong teerciptanya kualitas pendidikan dan
pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
B. Kreativitas Guru
Kunci sukses kedua yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan
berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.
C. Aktivitas
Peserta Didik
Kunci sukses ketiga yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Dalam
rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu
mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri (self-discipline). Guru
harus mampu membantu peserta didik memngembangkan pola prilakunya, meningkatkan
standr prilkunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk memnegakkan
disiplin dalam setiap aktivitasnya.
D. Sosialisasi
Kurikulum 2013
Kunci sukses keempat yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi dalam
implementasi kurikulum sangat penting dilakukanm agar semua pihak yang terlibat
dalam implementasinya dilapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan
dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Sosialisasi ini penting,
terutama agr seluruh warga sekolah menegnal dan memahami visi dan misi sekolah,
serta kurikulum yang akan diimplementasikan.
E. Fasilitas dan
Sumber Belajar
Kunci sukses yang kelima dalam menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar
yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksankan secara optimal.
Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung sukses nya
implementasi kurikulum antara lain laboraturium, pusat sumber belajar, dan
perpustakaan serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya.
Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru disamping harus mampu
membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif
mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebgai sumber belajar yang lebih
konkret.
F. Lingkungan yang
Kondusif Akademik
Kunci sukses yang keenam yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif
akademik, baik secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman,
nyaman dan tertib, optimism dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah,
kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik
(student-centeered activities) merupakan iklim yang dapat membangkiitkan nafsu,
gairah dan semangat belajar. Implementasi Kurikulum 2913 memerlukan ruangan
yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru
dalam berkreasi.
G. Partisipasi
Warga Sekolah
Kunci sukses ketujuh yang menentukan
keberhasiln implementasi Kurikulum 2013 adalah partisipasi warga sekolah,
khususnya tenaga kependidikan. Keberhasiln disekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolahdalam memberdayakan seluruh warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan
yang tersedia. Partisipasi kependidikan dalam menyukseskan implementasi
Kurikulum 2013 dpt digalang melalui strategi umum dan strategi khusus.
BAB
IV
Pengembangan
Kurikulum 2013
A. Perlunya
Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum
itu siftnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembngan,
agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demkian,
perubahan dan pengembangan harus dilakukan secara sistemanis dan terarah, tidak
asal berubah. Perubahan dan pengembngan kurikulum tersebut harus memiliki visi
dan arah yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan
kurikulum tersebut.
B. Landasan
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan
kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan konseptual sebagai
berikut:
1. Landasan
filosofis
·
Filosofis
pancaila yng memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
·
Filosofi
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,, kebuutuhan
peserta didik, dan masyarakat.
2. Landasan
yuridis
·
RPJMM 2010-1014
Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan
Kurikulum.
·
PP No. 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
·
INPRES Nomor 1
Tahun 2010, tantang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional,
penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilail
budaya bangsa untuk daya saing dan karakter bangsa.
3. Landasan
konseptual
·
Relevansi
pensisikan (link and match)
·
Kurikulum
berbasis kompetensi, dan karakter
·
Pembelajarn
konstektual
·
Pembelajaran
aktif
·
Penilaian yang
valid, utuh, dan menyeluruh
C. Tujuan
Pengembangan Kurikulum
Seperti yang dikemukaakn di berbagai media
masa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan
Indonesia yang : Produktif, kretif, inovatif, afektif, ,melalui penguatan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terinteggrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskn pada pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik, berupa paduan pengetahuan, kleterampilan, dan sikap yang dapat
didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajarinya secara konseptual.
D. Kurikulum 2013
Berbasis Kompetensi
Dalam rangka mempersiapkan lulusan
pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dn ketidakpastian,
diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyat dilapangn.
Untuk kepentingan tersebut Pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum
2013 meruopakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasiis Kompetensi (KBK) yang
pernah diuji cobakan pada tahun 2004. Beberapa aspek atau ranah yang erkandung
dlam konsep kompetensi dpat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengetahuan
(knowledge)
2. Pemahaman
(understanding)
3. Kemampuan
(skill)
4. Nilai
(value)
5. Sikap
(attitude)
6. Minat
( interst)
Berdasarkan analisis kompetensi ditas,
Kurikkulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu., sehingga hasilnya dapat dirasakan
oleh peserta didik, berupa penguaasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu.
E. Tingkat
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum 2013 seperti
pengembangan kurikulum pada umumnya., terdiri dari beberapa ttingkat, yaitu
pengembangan kurikulum tingkat nasional. Pengembangn kurikulum tingkat wilayah,
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus, dan
pengembangan program pembelajaran.
F. Pengembangan
Struktur Kurikulum 2013
Pengembangan
strukur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu
mengidentifikasikan kompetensi, mengemmbangkan struktur kurikulum, dan
mendeskripsikan mata pelajaran.
1. Identifikasi
Kompetensi
Identifikasi
kompetensi, subkompetensi, dan tujuan khusus perlu dilakukan melalui berbagai
pendekattan, agar hasil yang dirumuskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dicapai peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa penyusunan asumsi-asumsi yang
spesifik harus dilakukan sebelum mengidentifikasi tujuan dan kompetensi.
2. Struktur
Kurikulum
Struktur kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
kompetensi untuk sekolah dasar, sekolah menengah atas, serta sekolah menengah
kejuruan seperti yang disajikan dalam materi uji Publik Kurikulum 2013, dan
juga materi sosialisasi Kurikulum 2013 (Kemendiknas 2013) dapat dikemukakan sebagai
berikut
BAB
V
Implementasi
Kurikulum 2013
A. Merancang
Pembelajaran Efektif dan Bermakna
Implementasi
Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut
keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan dengan
rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pelajaran memiliki
sikap yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis dan didaktis
secara bersmaan. Aspek pedagogis menunjukan pada kenyataan bahwa pembelajaran
berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus
mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah
kompetensi tertentu. Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat
dirancang oleh setiap guru, dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pemanasan
dan apreasiasi
2. Eksplorasi
3. Konsolidasi
pembelajaran
4. Pembentukan
sikap, kompetensi dan karakter
5. Penilaian
Formatif
B. Mengorganisasi Pembelajaran
1. Pelaksanaan
Pembelajaran
Pembelajaran dalam implementasi
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan Kompetensi hendaknya dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta kompetensi dasar
pada umumnya.
2. Pengadaan
dan Pembinaan Tenaga Ahli
Dalam implementasi Kurikulum 2013
diperlukan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi,
kompetensi dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis
kompetensi dn karakter.
3. Pendayagunaan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Dalam rangka menyukseskan implementasi
kurikulum, perlu didayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar secara
optimal. Untuk kepentingan tersebut para guru, fasilitator dituntut untuk mendayagunakan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, serta menjalin kerjasama dengan
unsur-unsur terkait yang dipandang dapat
menunjang upaya pengembangan mutu dan kualitas pembelajaran.
4. Pengembangan
Kebijakan Sekolah
Implementasi kurikulum perlu didukung
oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah. Kebijakan yang jelas dan baik akan
dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajran
berbasis kompetensi.
C. Memilih dan
Menentukan Pendekatan Pembelajaran
Disamping pendekatan pedagogi, pelaksnaan pembelajaran
dalam implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dianjurkan juga untuk
menggunakan pendekatan andragogi, yang berbeda dengan pedagogi, terutama dalam
pandangannya terhadap peserta didik. Pedagogi diartikan sebagai “the art and
science of teaching childern” sedangkan andragogi diartikan sebagai “the art
and science of helping adults learn” (Knowles, 1970; cross, 1981 dalam Mulyasa,
2002).
Secara
khusus pembelajaran berbasis kompetensi dalam Kurikulum 2013 harus diitunjukan
untuk :
1. Memperkenalkan
kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep learning to know, learning
to do, learning to be, dan learning to
life together
2. Menumbuhkan
kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam kehidupan, yang harus
direncanakan dan dikelola secara sistematis.
3. Memberikan
kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada para peserta didik, agar
mereka dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.
4. Menumbuhkan
proses pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembangnya potensi peserta didik,
melalui penanaman berbagai kompetensi dasar.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis
kompettensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatn.
Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran konstektual, bermain
peran, pembelajaran partisifasif, belajar tuntas, dan pembelajaran
kontruktivisme.
D. Melaksanakan
Pembelajaran, Pembentuikan Kompetensi, dan Karakter
Pembelajaran dalam menyukseskan
implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan
kompetensi, dan karakter peserta didik
yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut, kompetensi inti, kompetensi
dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan waktu yang diperlukan harus
ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik diharapkan
memperoleh kesempatan dan pengamatan belajar yang optimal.
E. Menetapkan
Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 dalam pembntukan kompetensi dan karakter peserta
didik dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses,
pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat
secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran,
disamping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang
besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembentukan kompetensi dari karkter dikattakan berhasil apabila terjadi
perubahn prilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian (75%). Keberhasilan implementasi kurikulum 2013
berbasis kmpetensi dan karakter dapat dilihat dalam jangaka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
BAB
VI
Penataan
Penilaian dalam Implementasi Kurikulum 2013
A. Penataan Nilai
Salah
satu aspek yang dijadikan ajang prubhan dan penataan dalam kaitannya dengan implementasi
kurikulum 2013 adalah penataan standar enilaian. Penataan tersebut terutama
disesuaikan dengan penataan yang dilakukan pda standar isi, standar kompetensi lulusan,
dan standar proses. Fungsi kedua adalah pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi,
adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah
memiliki sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
pelaaksanaan, sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter dan tujuan yang
diinginkan. Fungsi ketig adalah penilaian yang sering juga disebut pengendalian
atau evaluasi dan pengendalian. Penilaian bertujuan untuk bahwa proses dan
kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan.
B. Penilaian
Kurikulum
Penilaian
kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh
dan professional, sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Untuk
mendapatkan data yang lengkap, utuh dan menyeluruh tentang penilaian kurikulum
dapat dilakukan dengan menilii rancangan kurikulum dan melalui pengembangan
kurikulum dikelas. kedua hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menilai
Rancangan Kurikulum
Rancangan
kurikulum harus diarahkan dan diprioritaskan terhadap program pembelajaran, dan
layanan sebagai kerangka kerja untuk penanaman kelas. Ketika membangun suatu
rancangan kurikulum, guru harus dilibatkan secara langsung dalam proses dialog.
Inilah gari beras yang menjadi point-point referensi dimasa depan, yang dapat
dibandingkan kemajuannya dengan criteria dari kurikulum yang paling baik.
2. Menilai
Pengembangan Kurikulum di Kelas
Terdapt berbagai cara pengumpulan data
tentang pemahaman pribadi peserta didik terhadap ide-ide serta cara berfikir
dan perbuatan.
C. Penilalian
Proses Pembelajaran
Penilaian
proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran serta internalisasi
karakter dn pembentukan kompetensi peserta didik, termasuk bgaimanan
tujuan-tjuan belajar direalisasikan. Penilain proses dapat dilakukan dengan
pengamatan (observasi) dan refleksi. Dalam implementasi Kurikulum 2013,
penilaian pesrta didik yang dilakukan melalui pengamatan maupun refleksi harus
ditujukn untuk memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan kualitas
layanan kepada peserta didik.
D. Penilaian Untuk
Kerja
Dalam
hubungannya dengn penilaian untuk kerja, Leighbody (dalam Mulyasa, 2012)
menemukakan elemen-elemen kinerja yang dapat diukur : (1) kualitas penyelesaian
pekerjaan, (2) keterampilan menggunakan alat-alat, (3) kemampuan menganalisis
dan merencanakan prosedur kinerja sampai selesai, (4) kemampuan mengambil
keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan, dan (5) kemampuan
membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan symbol-simbol.
E. Penilain
Karakter
Penilain
karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri
peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Pembentukan karakter
memang tidak bsa sim slabim atau terbentuk dalam waktu singkat, tetapi
indikator prilaku dapt dideteksi secra dini oleh setiapp guru.
F. Penilaian
Portofolio
Portfolio
adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Dengan demikian,
dapat dikemukakan bahwa penilaian portopolio adalah penilaian terhadap seluruh
tugas yang dikerjakan peserta diik dalam mata pelajaran tertentu. Penilian
portofolio dapat dilakukan bersam-sama oleh guru dan murid, melalui suatu
diskusi untuk membahas hasil kerja peserta didik, kemudian menentukan hasil
penilaian atau skor.
G. Penilaian
Ketuntasan Belajar
Penilaian
ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan criteria ketuntasan minimak (KKM)
dengan mempertimbangkan tiga komponen yang terkait dengan penyelenggaraan
pembelajaran. Ketiga komponen tersebut adalah (1) Kompleksitas materi dan
Kompetensi yang harus dikuasai, (2) daya dukung, dan (3) kemampuan awal peserta
didik. Jika penetapan KKM dilakukan
secara ttepat, maka hasil penilaian ketuntasan belajar pada umumnya
memposisikan peserta didik dan kurva normal, sehingga sebagian besar peserta
didik berada atau mendekati garis rata-rata, serta sebagian kecil berada
dibawah rata-rata dan diatas rat-rata.
BAB
VII
Inovasi
Kurikulum 2013
A. Keunggulan
Kurikulum 2013
Implementasi
Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insane yang produktif, kreatif,
dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena Kurikulum ini berbasis karakter dan
kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.
B. Asumsi Kurikulum
2013
Dalam
Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan kurikulum, asumsi merupakan
parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan dispesifikasikan.
Konsistensi dan validitas setiap kompetensi harus sesuai dengan asumsi,
meskipun tujuannya selalu diuji kembali berdasarkan masukan yang memungkinkan
terjadinnya perubahan.
C. Perbandingan
Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Tema
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat mennghasilkan insane Indonesia yang
: prodektif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi.
D. Perbedaan
Esensial Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Perubahan
dan pengembangan kukrikulum mulai dari sekolah dasar(SD), SMP, SMA dan SMK
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik
mampu bersaing dimasa depan, dalam konteks nasional mupun global. Kurikulum sd
2013 lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang ditekankn pada
nontens dn portofolio. Berikut adalah perbedaan lebih lanjut Kurikulum 2013
unuk sekolah dasar :
1. Tematik-integratif
2. Delapan
mata pelajaran
3. Pramuka
sebagai Ekstra Kurikuler Wajib
4. Bahasa
Inggris hanya Eksul
5. Beljar
disekolah lebih lama
E. Kompetensi Inti
Kompetensi
inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan melalui pembelajaran
dalm setiap mata pelajaran, sehingga dapat berperan sebagai integrator
horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi Inti ini dapat berfungsi sebagi
unsure pengorganisasian KD, KI ini merupakan pengikat untuk organisasi vertical
dan organisasi horizontal kompetensi dasar.
F. Silabus dan RPP
Dalam
kurikulum 203, silabus sudah disiapkan oleh Pemerintah, baik untuk kurikulum
nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal mengembankan
rencana pembelajaran, yang tidak terlali jelimet. Hal baru berkaitan dengan
silabus dan RPP ini, bahwa sebagian besar pembelajaran, khususnya disekolah
dasar dilakukan secara tematik integrative. Oleh karena ittu, guru harus
memhaminya secara utuh dan mendalam berbagai hal yang berkaitan dengan silabus
dn RPP tematik integrative sebelum melaksanakan pembelajaran.
BAB
VIII
Optimalisasi
Implementasi Kurikulum 2013
A. Mendongkrak
Prestasi
Prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang settelah menempuh kegiatan
pembelajaran, sedangankan belajar pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang
dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar berupa
perubahan-perubahan prilaku yang oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokan ke
dalam kawasan kognitif, afekti, psikomotorik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi bealajar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar :
a. Faktor
internal
Prestasi belajar seseorang akan
ditentukan oleh faktor diri (internal) baik secara fisiologis maupun secara
psikologis, beserta usaha yang dilakukannya.
b. Faktor
eksternal
Faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan kedalam faktor
sosial dan non sosial.
B. Penghargaan dan
Hadiah
Penghargaan adalah suatu hadiah dalam
bentuk ucapan terimakasih yang dirasakan sebagai pujian oleh orang yang
menerimanya. Psikologi perilakku mengatakan bahwa orang melihat penghargaan dan
hadiah untuk memenuhi kebutuhan psikologis yang muncul dalam diri
masing-masing.
C. Membangun Tim
Membangun tim bertujuan untuk mendidik
seluruh tenaga kependidikan disekolah pada seluruh tingkatan pekerjaan, dengan
teknik kepemimpinan kepaala sekolah yang efektif. Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan suatu proses dimana kepala sekolah mempengaruhi orang lain, baik
individu maupun kelompok agar mengikuti apa yang diinginkan sesuai dengan
pengarahan yang diberikan.
D. Mengembangkan
Program Akselerasi
Proglam akselerasi memberikan kesempatan
kepada peserta duduk untuk melalui masa belajar disekolah dengan waktu yang
relative cepat. Peserta didik dapat menempuh masa belajar disekolah dasar
skitar lima tahun, disekolah menengah pertama dua tahun,. Pengembangan pogram
akselerasi menuntut para komponen sekolah untuk menngadakan seleksi kepada
peserta didik yang akan mengikutinya, jangan sampai gagal ditengah jalan.
E. Membudayakan
Kurikulum
Membudayakan kurikulum dapatt dimaknai
bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang
merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga
sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga
kependidikanlain.
F. Mendayagunakan Lingkungan
Pendayagunaan lingkungan merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta
didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagi sumber belajar. Dalam pendekatan
pendayagunaan lingkungan pembelajaran disusun sekitar hubungan dan faedahnya.
G. Melibatkan
Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pendidikan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, terutama keikutsertaannya
dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan
pendidikan.
H. Menghemat
Anggaran
Penghematan anggaran pendidikan disekolah
menuntut kemampuan para pengelolaan dan tenaga kependidikan untuk merencanakan,
melaksanakan kebijakan anggaran, mengadakan pengawasan, dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan setiap biaya yang dikeluarkan secara transparan, efektif
dan efisien.
I. Membangun Jiwa
Kewirausahaan
Membangun jiwa kewirausahaan berarti
memadukan kepribadian, peluang, keuangan, dan sumber daya yang ada dilingkungan
sekolah guna mengambil keuntungan.
dosen : dirgantara wicaksono
mata kuliah : pengembangan pembelajaran pkn sd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar